TUGAS ILMU BUDAYA DASAR KE-1
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu
sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa
timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal
sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa timur identik dengan benua asia yang
penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula
yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur
lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama
islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang
sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan
orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur
dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat
terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan
norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu
banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan
bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal
pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya
baik.
Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah
diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama
sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang
menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima
antara lain :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama
proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu
masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai
individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk
melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai
orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi,
selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau
Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Faktor-faktornya antara lain :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau
kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan
dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan
sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya
sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur
kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala
kegiatan yang terbatas.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya
kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal
ini sangatlah berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai
contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah
mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya
luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang membuka
aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat
kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai
terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang
berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.
Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut
higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita
sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam
kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan
makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila
hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak
tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal
mereka. Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,
melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar
dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga
supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.
Pengertian kebudayaan secara umum adalah merupakan
jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik jasmani maupun rohani.
Definisi kebudayaan menurut para ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi
bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang
kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan relajar.
4. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Menurut C. Kluckhohn dalam sebuah karyanya yang
berjudul Universal Categories of Culture (1953) pada kebudayaan di manapun
pasti memenuhi atas unsur-unsur kebudayaan yang menurutnya mencakup tujuh
unsur, dimanapun masyarakat menurut C. Kluckhohn pasti memiliki kebudayaan,
yang membedakan antara satu kebudayaan masyarakat dengan kebudayaan masyarakat
lainnya hanya terletak pada hal yang ada dan digunakan pada masyarakat tersebut
saja, sedangkan keseluruhan unsur-unsur budayanya adalah sama.
Pada masyarakat desa Sembungan ciri khas atau karakteristik kebudayaan masyarakatnya juga meliputi ke tujuh unsur kebudayaan menurut C. Kluckhohn, yang diantaranya adalah :
Pada masyarakat desa Sembungan ciri khas atau karakteristik kebudayaan masyarakatnya juga meliputi ke tujuh unsur kebudayaan menurut C. Kluckhohn, yang diantaranya adalah :
1. Teknologi
Secara umum teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Secara garis besar teknologi adalah sebuah alat yang digunakan masyarakat yang bersangkutan untuk memudahkan kegiatan-kegiatan dalam hidupnya. Walaupun sesederhana cangkul pun dapat dikategorkan sebagai teknologi dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Secara umum teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Secara garis besar teknologi adalah sebuah alat yang digunakan masyarakat yang bersangkutan untuk memudahkan kegiatan-kegiatan dalam hidupnya. Walaupun sesederhana cangkul pun dapat dikategorkan sebagai teknologi dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Pada masyarakat desa Sembungan terdapat sebuah
teknologi pula yang digunakan untuk memudahkan hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatannya, hal yang sebenarnya sangat biasa dan sederhana sekali, yaitu
keranjang. Alat ini sangat membantu masyarakat dalam kegiatan bercocok tanam
walaupun sangat sederhana. Keranjang tersebut penggunaannya dengan cara dipikul
, susunannya adalah satu keranjang di depan satu keranjang di belakang kemudian
diantaranya terdapat sebuah bambu sebagai perantara dan tempat memikul
keranjang , keranjang tersebut dibuat dari anyaman bambu. Kegunaan keranjang
tersebut bagi masyarakat adalah sebagai wadah atau alat pengangkut hasil ladang
mereka (misalkan kentang), dengan keranjang para petani tentunya akan
dimudahkan dalam hal pengangkutan, karena dengan keranjang yang mereka pikul,
para petani dapat membawa hasil ladang mereka melintasi ladang yang kondisi
tanahnya sangat curam karena merupakan wilayah perbukitan dan pegunungan. Hal
yang tak bisa dilakukan mobil atau motor dalam mengangkut kentang tersebut pada
kondisi ladang yang seperti itu. Walaupun kapasitas angkutnya tak sebanyak
mobil atau motor penggunaan keranjang yang pasti sangat membantu masyarakat
Sembungan untuk mengambil hasil tanamnya.
Penggunaan keranjang tersebut tentunya menjadi
karakteristik atau ciri khas tersendiri bagi kebudayaan masyarakat desa
Sembungan dengan masyarakat pada kebudayaan lain. Bila kita bandingkan dengan
masayarakat kita tentunya masyarakat kita telah menggunakan berbagai teknologi
yang modern dalam hal pertanian mereka, misalnya saja penggunaan mobil pickup
secara langsung dari ladang mereka, yang mereka gunakan untuk mendistribusikan
hasil alam mereka, selain itu hal ini juga tak lepas dari kontur wilayah daerah
pesisir yang datar sehingga memudahkan aksebilitasnya.
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau segolongan besar anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian suatu masyarakat belum tentu sama dengan mata pencaharian masyarakat lainnya. Mata pencaharian masyarakat desa Sembungan mayoritas adalah sebagai petani ladang, komoditas utama mereka adalah kentang, juga terdapat komoditas-komoditas lainnya seperti carica maupun sayur mayor lainnya seperti kubis. Penanaman kentang pada ladang masyarakat desa Sembungan tentunya menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat pertanian lainnya, walaupun sama-sama dapat ditanami kentang tentunya kualitas kentang yang ditanam di wilayah dataran tinggi akan lebih baik, selain karena suhu udara yang mempengaruhi tingkat kelembaban turut berpengaruh pula dalam pembedaan kualitas kentang. Hampir seluruh masyarakat desa Sembungan berprofesi sebagai petani yang menanami ladangnya dengan kentang.
Mata pencaharian adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau segolongan besar anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian suatu masyarakat belum tentu sama dengan mata pencaharian masyarakat lainnya. Mata pencaharian masyarakat desa Sembungan mayoritas adalah sebagai petani ladang, komoditas utama mereka adalah kentang, juga terdapat komoditas-komoditas lainnya seperti carica maupun sayur mayor lainnya seperti kubis. Penanaman kentang pada ladang masyarakat desa Sembungan tentunya menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat pertanian lainnya, walaupun sama-sama dapat ditanami kentang tentunya kualitas kentang yang ditanam di wilayah dataran tinggi akan lebih baik, selain karena suhu udara yang mempengaruhi tingkat kelembaban turut berpengaruh pula dalam pembedaan kualitas kentang. Hampir seluruh masyarakat desa Sembungan berprofesi sebagai petani yang menanami ladangnya dengan kentang.
Sebenarnya pada masyarakat Sembungan penanaman kentang
adalah hal baru bagi mereka, tidak sejak dulu masyarakat asli Sembungan
mengenal kentang, dengan kata lain komoditas tanaman kentang bukanlah komoditas
asli masyarakat Sembungan. Pada dekade 90an lalu tanaman kentang baru dikenal
oleh masyarakat Sembungan, sebelumnya mereka hanya mengenal tanaman tembakau
dan sayur mayur lainnya selain kentang. Perubahan ini ternyata membawa dampak
yang luar biasa positifnya bagi masyarakat Sembungan tersebut, bagaimana tidak
kentang yang dihasilkan dalam satu hektar ladang petani dapat mencapai 20-30
per hektarnya, jika dikalkulasikan dengan harga rata-rata kentang yang mencapai
6.000 rupiah per kilo maka untuk sekali panen yang masanya 90 hari para petani
akan mendapatkan uang hasil panen antara 100-150 juta untuk sekali panen.
Secara nyata jumlah tersebut tentu sangat dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan
bagi masyarakat petani itu sendiri.
3. Religi/Kepercayaan
Kepercayaan dalam sebuah masyarakat adalah hal yang diyakini oleh masyarakat dalam hidupnya yang apabila tidak dilaksanakan oleh mereka maka bagi mereka hal tersebut akan membawa bencana atau kesialan bagi mereka sendiri, hal ini hampir sama dengan mitos.
Masyarakat Sembungan merupakan masyarakat beragama, dengan kata lain mereka memepercayai keberadaan Tuhan yang maha Esa. Berkaitan dengan religi mereka telah mengenal Islam sejak dulu, sejak nenek moyang mereka. Seluruh anggota masyarakat Sembungan beragama Islam, tentunya mereka telah mengerti akan ajaran-ajaran islam itu seperti apa, misalkan saja ajaran Islam tidak mengenal selain Allah SWT sebagai tuhan untuk disembah. Ikatan kekeluargaan masyarakat Sembungan sangatlah baik, hal ini juga menjadi ajaran dalam agama Islam dimana kita yang hidup di sunia ini tentunya harus saling bersosial.
Pada masyarakat Sembungan terdapat empat buah mushola
dan sebuah masjid yang digunakan sebagai tempat peribadatan umat Islam. Dan
terdapat pula lembaga-lembaga pendidikan yang menekankan pendidikan agama Islam
di Sembungan, yaitu sebuah TPQ/Madrasah, komunitas-komunitas keagamaan juga
terdapat di Sembungan ini, seperti IPNU, NU, dan sebagainya
Ada satu hal yang menjadi ciri khas tersendiri pada
masyarakat Sembungan ini, yang tentunya berbeda dengan daerah di sekitar kita,
yaitu berkaitan dengan waktu shalat, terutama shalat Dzuhur dan Ashar, di
Sembungan perbedaan waktunya hampir mencapai satu jam lebih lambat daripada
waktu yang biasa kita laksanakan di daerah sekitar kita, tenyata hal ini
berkaitan dengan pola kehidupan masyarakat Sembungan itu sendiri, masyarakat
petani Sembungan masih berada di ladang dan merawat ladang ketika waktu-waktu
shalat itu seharusnya sudah tiba, kemudian atas pertimbangan itu waktu-waktu
shalat tersebut sedikit lebih lambat daripada waktu biasanya.
4. Sistem
kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan ada dengan tujuan memudahkan dan mencapai tujuan masyarakat itu sendiri, oleh karenanya terdapat pembagian-pembagian kerja tertentu pada masyarakat tersebut.Desa Sembungan dipimpin seorang kepala desa yang dibantu oleh Seketaris Desa atau carik, staf urusan pemerintahan, staf urusan pembangunan, staf urusan kesehatan, staf urusan umun, RW, dan RT.
Sistem kemasyarakatan ada dengan tujuan memudahkan dan mencapai tujuan masyarakat itu sendiri, oleh karenanya terdapat pembagian-pembagian kerja tertentu pada masyarakat tersebut.Desa Sembungan dipimpin seorang kepala desa yang dibantu oleh Seketaris Desa atau carik, staf urusan pemerintahan, staf urusan pembangunan, staf urusan kesehatan, staf urusan umun, RW, dan RT.
Peran kepala desa sangat vital dalam pelaksanaan
roda pemerintahan di desa sembungan. Segala urusan tentang perdagangan,
perlindungan, pengayoman, pengabdian, penanggungjawab berada dalam genggaman
tangannya. Meskipun secara formal Kades berkantor di kantor balai desa yang jam
kerjanya dari hari senin sampai sabtu pukul 08.00 WIB sampai 13.30 WIB, dalam
implementasinya pelayanan kepala desa yang diberikan lebih dari pada itu dengan
adanya pelayan di rumah kepala desa dalam waktu 24 jam.
Kepercayaan antara warga dengan kades sangat kuat, hal ini terlihat dengan adanya pemilihan kades yang dilatar belakangi oleh kesopanan dan kejujuran yang tinggi, serta kades sangat ramah, perhatian terhadap warganya.
Kepercayaan antara warga dengan kades sangat kuat, hal ini terlihat dengan adanya pemilihan kades yang dilatar belakangi oleh kesopanan dan kejujuran yang tinggi, serta kades sangat ramah, perhatian terhadap warganya.
Kriteria – kriteria formal yang disyaratkan untuk
menjadi calon kades sebagai berikut :
1. Ijazah minimal SLTP
2. Mempunyai etika yang baik
3. Asli penduduk desa sembungan atau telah berdomisili di desa sembungan minimal enam bulan
1. Ijazah minimal SLTP
2. Mempunyai etika yang baik
3. Asli penduduk desa sembungan atau telah berdomisili di desa sembungan minimal enam bulan
Masa jabatan kades enam tahun dan dapat dipilih
kembali maksimal dua periode secara berturut-turut dengan cara pencoblosan.
Pencoblosan kepala desa sendiri dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil yang diawasi oleh petugas KPU dan kecamatan.
Adapun tugas – tugas RT dan RW adalah sebagai pembantu kades dalam hal kerukunan antar warga.Mekanisme pemilihan RT dan RW dilaksanakan secara musyawarah, lama jabatannya selama empat tahun.
5. Kesenian
Kesenian asli masyarakat desa Sembungan diantaranya adalah :
1. Angguk, merupakan tarian yang dilaksanakan ketika ada hajatan. Sebagai contoh: Khitanan, perkawinan, dan lainnya. Seragam yang dikenakan menggunakan baju putih, celana hitam dan selendang yang kemudian diiringi musik rebana.
2. Rudat, yakni seni pencak silat yang merupakan warisan kolonial Belanda, yang pada waktu itu menjadikan desa sembungan ini sebagai tempat persembunyian mereka. Untuk saat ini rudat sudah melembaga bagi siapapun yang berminat untuk menjadi bagian dari kesenian ini, biasanya membayar uang pendaftaran. Dalam pementasannya menggunakan sesaji seperti bunga-bunga dan kemenyan. Dalam hal ini biasanya sang penari mengalami kesurupan.
6. Sistem Pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan-pengetahuan tertentu juga terdapat pada masyarakat Sembungan, dimana secara nyata masyarakat Sembungan berada dan tinggal di daerah pegunungan, hal ini berpengaruh pula pada pengetahuan-pengetahuan masyarakat Sembungan yang secara mayoritas adalah petani ladang.
Adapun tugas – tugas RT dan RW adalah sebagai pembantu kades dalam hal kerukunan antar warga.Mekanisme pemilihan RT dan RW dilaksanakan secara musyawarah, lama jabatannya selama empat tahun.
5. Kesenian
Kesenian asli masyarakat desa Sembungan diantaranya adalah :
1. Angguk, merupakan tarian yang dilaksanakan ketika ada hajatan. Sebagai contoh: Khitanan, perkawinan, dan lainnya. Seragam yang dikenakan menggunakan baju putih, celana hitam dan selendang yang kemudian diiringi musik rebana.
2. Rudat, yakni seni pencak silat yang merupakan warisan kolonial Belanda, yang pada waktu itu menjadikan desa sembungan ini sebagai tempat persembunyian mereka. Untuk saat ini rudat sudah melembaga bagi siapapun yang berminat untuk menjadi bagian dari kesenian ini, biasanya membayar uang pendaftaran. Dalam pementasannya menggunakan sesaji seperti bunga-bunga dan kemenyan. Dalam hal ini biasanya sang penari mengalami kesurupan.
6. Sistem Pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan-pengetahuan tertentu juga terdapat pada masyarakat Sembungan, dimana secara nyata masyarakat Sembungan berada dan tinggal di daerah pegunungan, hal ini berpengaruh pula pada pengetahuan-pengetahuan masyarakat Sembungan yang secara mayoritas adalah petani ladang.
Masyarakat Sembungan membuat lahan tanah mereka
menjadi bertingkat-tingkat atau terasering, hal ini bertujuan agar lahan yang
kemiringannya sangat ekstrim tersebut dapat digunakan menanam tanaman seperti
kentang, jika tetap dibiarkan dalam kondisi miring seperti itu tentunya sangat
sulit apabila digunakan untuk menanam, bisa jadi petani akan kesulitan untuk
merawat ladangnya, dan tanaman yang ditanam akan longsor ke bawah karena
tanahnya tidak kuat menahan beban tanaman petani.
Selain itu masyarakat desa Sembungan menggunakan
kotoran ayam yang mereka gunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman kentang
mereka. Kotoran-kotoran tersebut mempunyai andil besar dalam hal penyuburan
tanah yang digunakan petani untuk menggarap ladangnya, kandungan-kandungan
dalam kotoran ayam tersebut sangat baik bagi tanah ladang seperti tanah di desa
Sembungan yang dijadikan ladang pertanian tersebut.
Kotoran-kotoran ayam tersebut tentunya tidak hanya
di dapatkan dari daerah sekitar Sembungan saja, kotoran-kotoran ayam tersebut
sengaja di datangkan dari daerah-daerah lain seperti Boja Kendal bahkan dari
Jawa Timur, tentunya daerah-daerah yang memiliki basis peternakan ayam.
Pengangkutannya pun sekaligus menggunakan truk agar dapat memuat banyak
kotoran-kotoran ayam. Penggunaan kotoran ayam sebagai pupuk bagi tanaman
kentang digunakan secara periodic, tidak secara terus menerus. Para petani
menggunakan sarung tangan dan sepatu boots untuk menjaga kebersihan atau
meminimalisasi dampak kotoran ayam tersebut yang dapat member dampak penyakit bagi
petani jika terkena kulit.
7. Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk saling dapat berinteraksi.
Pada masyarakat Sembungan sendiri masyarakatnya juga menggunakan bahasa jawa dalam interaksinya dengan masyarakat lain. Mereka juga menggunakan bahasa krama inggil untuk berbicara kepada orang yang lebih tua dan lebih dihormati, mereka juga menggunakan bahasa jawa ngoko untuk berkomunikasi dengan orang yang seusianya, seperti halnya kita yang menggunakan bahasa-bahasa tersebut untuk berkomunikasi, hanya saja bahasa ngoko yang mereka gunakan sedikit tercampur oleh dialek Banyumasan.
Pada masyarakat Sembungan juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa-bahasa lain selain bahasa Jawa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di lingkungan sekolah dasar misalnya, para siswa tentunya telah diajarkan berbagai macam bahasa, seperti Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahas pengantar dalam dunia pendidikan Indonesia, selain itu para siswa juga diajarkan bahasa Inggris, bahasa Inggris juga sangat dibutuhkan dalam perkembangan individu-individu baru desa Sembungan. Selain diajarkan berbagai bahasa tersebut pada tingkat pendidikan umum, anak-anak di desa Sembungan juga diajarkan Bahasa Arab pada lembaga pendidikan agama seperti TPQ/Madrasah.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk saling dapat berinteraksi.
Pada masyarakat Sembungan sendiri masyarakatnya juga menggunakan bahasa jawa dalam interaksinya dengan masyarakat lain. Mereka juga menggunakan bahasa krama inggil untuk berbicara kepada orang yang lebih tua dan lebih dihormati, mereka juga menggunakan bahasa jawa ngoko untuk berkomunikasi dengan orang yang seusianya, seperti halnya kita yang menggunakan bahasa-bahasa tersebut untuk berkomunikasi, hanya saja bahasa ngoko yang mereka gunakan sedikit tercampur oleh dialek Banyumasan.
Pada masyarakat Sembungan juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa-bahasa lain selain bahasa Jawa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di lingkungan sekolah dasar misalnya, para siswa tentunya telah diajarkan berbagai macam bahasa, seperti Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahas pengantar dalam dunia pendidikan Indonesia, selain itu para siswa juga diajarkan bahasa Inggris, bahasa Inggris juga sangat dibutuhkan dalam perkembangan individu-individu baru desa Sembungan. Selain diajarkan berbagai bahasa tersebut pada tingkat pendidikan umum, anak-anak di desa Sembungan juga diajarkan Bahasa Arab pada lembaga pendidikan agama seperti TPQ/Madrasah.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Manusia yang menciptakan kebudayaan, dan nanti
kebudayaan yang akan mengatur manusia agar sesuai dengannya. Kemudian
kebudayaan dibagi menjadi 3 wujud menurut dimensinya, yaitu gagasan, aktivitas,
dan artefak. Mereka merupakan suatu tindakan yang akan dilakukan oleh manusia
untuk membentuk suatu kebudayaan. Dari ketiga wujud kebuudayaan ini tidak dapat
dipisahkan dengan wujud kebudayaan yang lain. Karena suatu wujud yang ideal
seperti gagasan akan mengatur dan memberi suatu arahan berupa aktivitas dan
yang nantinya akan menghasilkan sebuah karya kebudayaan oleh manusia.
SUMBER
REFERENSI :
http://www.bimbingan.org/unsur-budaya-universal.htmhttp://www.scribd.com/doc/49302687/nilai-sosial-budaya-sebagai-faktor-pembentuk-kepribadian-bangsa
http://www.slideshare.net/desmasimamora/8-pengertiankebudayaan