Minggu, 20 Februari 2011

ORGANISASI PERUSAHAAN

Teori Struktur Dan Perilaku
RINGKASAN BAB

BAB II
TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu teori birokrasi, teori administrasi dan teori manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama. Ketiganya juga mempunyai efek yang sama dalam praktek, dan semuanya dikembangkan sekitar tahun 1900-1950 oleh kelompok-kelompok penulis yang bekerja secara terpisah dan tidak saling berhubungan. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
1) TEORI BIROKRASI
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya yang berjudul “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism”. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik-karakteristik struktural tertentu yang dapat diketemukan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
a. Pembagian kerja yang jelas
b. Hierarki wewenang yang dirumuskan secara baik
c. Program rasional dalam pencapaian tujuan organissi
d. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
e. Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan
f. Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “Imperasional”
2) TEORI ADMINISTRASI
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
 HENRY FAYOL (1841-1925)
Adalah seorang industrialis dari Perancis yang telah menulis buku yang terkenal berjudul “Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum)”. Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok yaitu :
1. Kegiatan-kegiatan teknikal (produksi,manufacturing,adaptasi).
2. Kegiatan-kegiatan komersial (pembelian,penjualan,pertukaran).
3. Kegiatan-kegiatan finansial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal).
4. Kegiatan-kegiatan keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi).
5. Kegiatan-kegiatan akuntansi (penentuan persediaan,biaya,penyusunan neraca dan laporan rugi-laba,statistik).
6. Kegiatan-kegiatan manajerial (perencanaan,pengorganisasian,pemberian perintah,pengkoordinasian dan pengawasan).
Selain itu, Fayol mengemukakan dan membahas empat belas kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi secara ringkas antara lain :
a) Pembagian kerja (division of work)
b) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
c) Disiplin (discipline)
d) Kesatuan perintah (unity of command)
e) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
f) Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interests to general interests)
g) Balas jasa (remuneration of personnel)
h) Sentralisasi (centralization)
i) Rantai skalar (scalar chain)
j) Aturan (order)
k) Keadilan (equity)
l) Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
m) Inisiatif (initiative)
n) Semangat korps (esprit de crops)
Fayol juga merincikan fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi elemen-elemen manajemen yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling). Pembagian kegiatan-kegiatan administrasi atas fungsi-fungsi ini dikenal sebagai Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol.
 URWICK DAN GULLICK
Mereka mengemukakan pendapatnya berdasarkan konsep-konsep yang dinyatakan oleh Fayol yang kemudian dicerminkan dalam dua makalahnya yang berjudul “ A Technical Problem dan The Function of Administration”. Dalam makalah mereka, Gullick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan,proses,personalia dan tempat dan penggunaan staff”.
Mereka berusaha untuk mengembangkan pengetahuan dan seperangkat aturan dasar teori administrasi. Urwick terutama melihat kesulitan-kesuliat administratif, penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang dikenal sebagai Urwick’s Technique. Urwick jua mengemukakan pentingnya rasionalitas dan efisiensi tujuan organisasi. Di samping itu dalam organisasi perlu adanya spesialisasi, koordinasi, dan alokasi tugas. Dasar-dasar teori organisasi klasik menurut Urwick bersifat universal. Dia juga menambahkan teknik analisa rentang kendali, hubungan lini-staf dan fungsionalisme.
 MOONEY DAN REILEY
Mereka menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Onward Industry” yang dapat memiliki dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mooney dan Reiley menyebut koordinasi sebagai faktor utama dalam perencanaan organisasi. Mereka menekankan tiga prinsip yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut yaitu :
- Prinsip koordinasi
- Prinsip skalar atau Prinsip hierarkis
- Prinsip fungsional
3) TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar tahun 1900. Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu “Shop Management, The Principles of Scientific Management, dan Testimony Before the Special House Committee” yang dirangkum menjadi sebuah buku yang diberi judul “Scientific Management”. Taylor juga mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan yaitu:
1. Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4. Untuk mencapai manfaat manajeman ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerjasama yang baik.
TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL
Definisi Organisasi formal
Empat unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam literatur-literatur manajemen adalah :
1. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
2. Kelompok orang
3. Kerjasama untuk mencapai tujuan
4. Kekuasaan atau kepemimpinan
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
1) Kekuasaan (sumber pengorganisasian tertinggi)
2) Saling melayani (legitimasi sosial pada organisasi)
3) Doktrin (rumusan tujuan organisasi)
4) Disiplin (perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri)
Tiang dasar teori organisasi formal
1> Pembagian kerja (spesialisasi) : pembagian skill dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan teknis untuk mencapai perbaikan hasil kerja.
2> Proses skalar dan fungsional : proses pertumbuhan atau perkembangan organisasi dari segi vertikal maupun horizontal.
3> Struktur : hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan dalam suatu organisasi.
4> Rentang kendali : pekerjaan seorang atasan dengan mengendalikan seluruh karyawan dengan efektif.

BAB III
TEORI ORGANISASI NEO KLASIK
Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan noe klasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
 HUGO MUNSTERBERG
Sebagai pencetus psikologi industi yang sangat diakui luas serta seorang penulis buku yang paling terkenal yang berjudul “Psychology and Industrial Efficiency”. Dia mengembangkan metoda-metoda tes psikologi ilmiah untuk mencari karakteristik physic dan mental individu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Pendekatannya banyak didasarkan pada manajemn ilmiah Taylor. Jadi, pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi. Sebagai tambahan, Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor soial dan budaya tehadp organisasi.
 PERCOBAAN-PERCOBAAN HAWTHORNE
Percobaan ini dimulai pada tahun1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga Riset Nasional). Percobaan ini dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi kerja para karyawan. Penemuan Hawthorne pertama ini dapat menunjukkan bahwa ada variabel-variabel lain disamping kondisi-kondisi kerja physic yang mungkin mempengaruhi perilaku para karyawan.
Percobaan kedua dimulai pada bulan April 1927, yang melibatkan kelompok kecil pekerja yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik. Ternyata dapat dirumuskan bahwa moral meningkat ataupun tidak tergantung seberapa besar perhatian yang bersifat pribadi, individual dan simpati yang diberikan kepada karyawan plus struktur sosial kelompok kerja. Jadi, para peneliti Hawthorne mengemukakan betapa pentingnya perasaan dan sikap para karyawan serta kelompok-kelompok kerja mereka.
Bulan November tahun 1931 akhirnya para peneliti melakukan percobaan terakhirnya yang mempunyai tujuan agar lebih memahami bagimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi bisa dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi yang bersifat informal.
KRITIK DAN USUL PERUBAHAN NEO KLASIK PADA TIANG DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL
Pembagian Kerja ( Division of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan, tmbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada (“lack of rule”) dan disiplin diri menjadi berkurang (“lack of self-discipline”). Di samping itu orang menjadi bingung, takut bertanya dan merasa dirinya diabaikan (“alones among many”) yang bisa mengakibatkan timbunya gejala depersonalisasi dan dysfunetion, sehingga orang tidak lagi kooperatif. Oleh karena itu teori ini mengemukakan perlunya :
1. Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam mengambil sebuah keputusan bersama
2. Perluasan kerja agar setiap orang dapat memperluas kemampuan dan keahlian dalam bidang lain.
3. Manajemen Bottom-Up yang member kesempatan kepada para junior untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan manajemn puncak.
Proses-proses Skalar dan Fungsional
Proses ini dapat menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Asumsi yang dipergunakan teori klasik mengenai proses pendelegasian adalah bahwa kapsitas ( kemampuan) individu sama dengan wewenang ( memerintah atau menugaskan ) fungsinya. Teori klasik mempunyai “pemecahan klasik” untuk masalah dimana kapasitas lebih besar daripada wewenang, atau sebaliknya, kapasitas lebih kecil daripada wewenangnya.
Struktur Organisasi
Tentang struktur organisasi, teori neo klasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Pergeseran-pergeseran ini terjadi terutama antara orang-orang operasional (lini) dan orang-orang staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah :
- Perbedaan tugas
- Perbedaan umur dan pendidikan
- Perbedaan sikap
Rentang Kendali
Pada teori neo klasik, rentang yang pendek dapat mengakibatkan pengawasan yang ketat, sedangkan rentang yang luas dapat memerlukan pendelegasian yang baik dengan mengurangi pengawasan. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang-kadang yang satu lebih baik daripada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara pasti.
PANDANGAN NEO KLASIK TERHADAP ORGANISASI NFORMAL
Organisasi informal dapat diartikan kelompok-kelompok alamiah yang terbentuk sebagai hasil interaksi di antara para karyawan dalam situasi kerja mereka. Organisasi ini muncul sebagi tanggapan akan kebutuhan sosial manusia agar dapat bekerja sam dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan organisasi informal yaitu :
 Lokasi
 Jenis pekerjaan
 Minat
 Masalah-masalah khusus
Selama pendekatan menghadapi organisasi informal dipusatkan pada menajemen, cukup beralasan untuk memperkirakan bahwa standar dan norma-norma kelompok informal dapat menyebabkan tidak jalannya kebijaksanaan organisasi formal. Maka dari itu harus dihasilkan keselarasan antara kedua bentuk organisasi ini.

BAB IV
TEORI ORGANISASI MODERN
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dan neo klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum yang dikendalikan oleh struktur.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan probabilistic. Organisasi terdiri dari antar hubungan bagian-bagian dalam suatu sistem yang dihubungkan dengan tali sistem yang elastic. Sebagai suatu sistem, organisasi terdiri dari 3 unsur yakni : unsur struktur yang bersifat makro, unsur proses yang juga bersifat makro dan unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro. Ketiganya saling berkaitan dan tidak terpisahkan satu sama lain.
Teori Sistem Umum
Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori ini adalah penciptaan suatu ilmupengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal. Ada beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut :
i. Struktur statik (yang merupakan tingkat rangka dasar anatomi suatu sistem)
ii. Sistem dinamik sederhana (tingkat mesin jam,dengan gerak-gerak tertentu)
iii. Sistem sibernetik (tingkat termostat, sistem bekerja untuk menjaga keseimbangan melalui proses pengendalian diri)
iv. Sistem terbuka (tingkat pemeliharaan diri yang berkembang dan meliputi organism yang hidup)
v. Sistem genetika sosial (tingkat masyarakat sel, yang ditandai dengan pembagian kerja)
vi. Sistem hewani (tingkat mobilitas yang ditunjukkan dengan adanya perilaku yang diarahkan pada tujuan)
vii. Sistem manusiawi (tingkat dengan symbol komunikasi dan interpretasi)
viii. Sistem sosial (tingkat organisasi manusia)
ix. Sistem transdental (tingkat terakhir dan absolut, merupakan struktur yang sistematik tetapi tidak dapat diketahui hakekatnya)
Konsep sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern. Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia. Secara ringkas, kedua teori ini mempelajari beberapa aspek yakni:
1. Bagian-bagian (individu-individu) dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di luar sistem.
2. Interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
3. Interaksi diantara individu-individu dalam sistem.
4. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
Teori Organisasi Dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah mulitidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dar ibanyak bidang studi seperti sosiologi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, ekologi, operations research, dan banyak bidang-bidang lainnya.
Atas uraian tersebut, faktor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional-analitiknya, ketergantungannya pada data riset empirik, dan diatas semuanya, sifat pemaduan dan perintegrasiannya. Kualitas ini merupakan kerangka-kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu sistem. Bagian-bagian dari suatu sistem dan saling ketergantungannya dibagi menjadi lima, antara lain :
1) Bagian pertama sistem adalah individu dan struktru kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
2) Bagian kedua sistem adalah penentuan fungsi-fungsi formal yang dikenal sebagai organisasi formal.
3) Bagian ketiga sistem adalah organisasi yang memiliki sifat tidak resmi atau organisasi informal.
4) Bagian keempat sistem adalah struktur status dan peranan yang dimainkan oleh kedua organisasi diatas.
5) Bagian kelima sistem adalah lingkungan fisik pelaksanaan pekerjaan atas dasar kedua organisasi diatas.
Proses-proses hubungan sistem didalam teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilaku organisasinya yaitu :
1. Komunikasi yang menghubungkan bagian sistem secara bersama dalam segala bentuk sistem.
2. Konsep keseimbangan yang dicapai dengan jalan menjaga hubungan struktural yang harmonis antar bagian-bagian dalam suatu sistem.
3. Proses pengambilan keputusan yang tergantung pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan individu, motivasi dan struktur dari sebuah organisasi.
Organisasi-organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan yaitu pertumbuhan, stabilitas dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Tujuan terakhirnya yakni sistem berfungsi sebagai perantara bagi asosiasi para anggota dengan mana mereka memperoleh kepuasan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.
PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen.
Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan keperilakuan (behavior approach) muncul karena ketidakpuasn terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini, sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach), mengemukakan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja, karena mengabaikan faktor perilaku masing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi.
Pendekatan Kuatitatif
Pendekatan kuantitatif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan prose-proses kuantitatif. Penggunaan teknik-teknik kuantitatif untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak berguna dalam praktek manajemen, seperti dalam penyusunan anggaran, scheduling produksi, penentuan tingkat persediaan yang optimal, pemilihan lokasi dan sebagainya.
Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagi sistem terbuka, dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai masukan yang menghasilkan berbagai keluaran.
Pendekatan Situasional
Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila-maka” (if - then), dimana “bila” menunjukkan variabel-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga tiga komponen pokok dalam kerangka konsepsual untuk pendekatan ini yaitu : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya. Jadi, pendekatan ini muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel lingkungan kedalam teori dan praktek manajemen.
SUMBER REFERENSI :
- Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan. BPFE,Yogyakarta:1990.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar