A. MENYIKAPI KONFLIK YANG TERJADI
Apabila sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya, timbullah salah paham atau orang tidak saling mengerti. Selanjutnya hal ini akan menjadi salah satu sebab timbulnya konflik atau pertentangan dalam sebuah organisasi. Konflik biasanya timbul sebagai hasil adanya masalah-masalah hubungan pribadi (ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai pribadi para karyawan dengan perilaku yang harus diperankan pada jabatannya, atau perbedaan persepsi) dan struktur organisasi (perebutan sumber daya-sumber daya yang terbatas, pertarungan antar depertemen dan sebagainya).
Menurut saya, pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam sebuah organisasi. Atau dengan kata lain, konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antar dua atau lebih pihak. Pertentangan ini berbeda dalam intensitasnya tergantung pada sarana yang dipakai. Masing-masing ingin membela nilai-nilai yang telah mereka anggap benar, dan memaksa pihak lain secara halus maupun keras sehingga konflik bisa menjadi sebuah pertarungan yang terjadi antar seseorang maupun antar kelompok.
B. CARA MEMOTIVASI BAWAHAN/ANAK BUAH AGAR GIAT BEKERJA
Tiap kegiatan yang dilakukan seseorang didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Dalam hal ini, bahwa suatu kebutuhan harus diciptakan atau didorong sebelum memenuhi sebagi suatu motivasi. Sumber yang mendorong terciptanya sebuah motivasi bisa berasal dari dalam maupun dari luar.
Menurut saya, seorang manajer itu agar selalu dapat memotivasi anak buahnya perlu mengenal motivasi eksternal maupun motivasi internal yang positif maupun negatif dari masing-masing anak buahnya. Tanggapan yang positif maupun negatif menunjukkan bahwa bawahan-bawahannya sedang bekerja demi kemajuan sebuah organisasi. Jadi, seorang manajer dapat mempergunakan motivasi eksternal maupun internal yang positif maupun negative. Untuk motivasi positif dengan cara memberikan penghargaan kepada bawahan apabila bekerja dengan baik sedangkan motivasi yang bersifat negaitf yaitu dengan memberikan hukuman kepada bawahan apabila kerjaannya buruk.
C. GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF YANG DITERAPKAN
Kepemimpinan berasal dari kata "pimpin" yang memuat dua hal pokok, yaitu :
• Pemimpin sebagai subjek, dan
• yang dipimpin sebagai objek.
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemipin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akn setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan (leadership) adalah bagian tersendiri dari manajemen. Manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memerlukan adanya kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang(lemah). Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Namum demikian, sebenarnya kepemimpinan itu sendiri masih menjadi suatu konsep yang sulit diterangkan atau masih menjadi sebuah "kotak hitam"(black box) yang sangat indah.
Karakter yang harus ada pada diri seorang pemimpin, yaitu :
1. Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
2. Juara, artinya mempunyai prestasi akademik dan non-akademik yang lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
3. Tanggung Jawab, artinya memiliki kemauan dan kemampuan bertanggung jawab dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
4. Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih baik dbanding orang-orang yang dipimpinnya,
5. Walaupun tidak harus, lebih baik mempunyai status sosial lebih tinggi dari orang-orang yang dipimpinnya.
Meskipun demikian atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi organisasi satu dengan situasi organisasi lainnya. Organisasi dan situasi dengan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi dan atribut tertentu. Jadi, menurut saya kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin terjadi renggang (lemah) keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan berkerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapai sasaran-sasarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar